Rabu, Agustus 01, 2007

Meraih dan Mencipta Peluang Bisnis

KEGIATAN bisnis yang sudah dicoba seringkali gagal, walaupun sudah didanai dengan investasi besar. Salah satu penyebab kegagalan bisnis adalah karena pelaku bisnis membuka jenis usaha yang tidak ada (sedikit) peluang bisnisnya. Padahal permintaan akan produk atau jasa tercipta karena adanya peluang bisnis. Dari permintaan konsumen tersebutlah penjualan atau transaksi terjadi.

Permintaan pasar akan produk atau jasa dapat terjadi diantaranya melalui dua cara yaitu: Pertama, peluang bisnis yang sudah tercipta. Perubahan demografis misalnya pertambahan penduduk dan pertambahan pendapatan akan dapat menciptakan peluang bisnis baru atau tambahan permintaan barang atau jasa. Hal lain yang dapat menciptakan peluang bisnis adalah munculnya perumahan di suatu daerah yang akan memunculkan permintaan pada barang kebutuhan pokok sehari-hari, jasa telepon, angkutan (transportasi) dan pasar. Berdirinya perguruan tinggi atau sekolah akan dapat menciptakan kebutuhan akan jasa foto copy dan penjilidan, kamar kost, toko buku, warung makan, laundry dan alat transportasi. Sedangkan perubahan perilaku masyarakat misalnya akan dapat menciptakan kebutuhan akan jasa kebugaran, dokter keluarga, apotik dengan praktik dokter bersama, butik, salon dan spa, cafe, warung internet, karaoke, dan event organizer.

Kedua, peluang bisnis yang diciptakan. Penciptaan peluang bisnis memerlukan kemampuan (kreativitas), kekuasaan atau wewenang. Kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan mempengaruhi atau edukasi ke calon konsumen. Misalnya melalui TV diciptakan film anak-anak atau remaja yang mengangkat tema lomba mobil tamia, crush gear atau beyblade. Setelah calon konsumen anak-anak atau remaja menyukai acara tersebut maka akan muncullah keinginan untuk memiliki mainan-mainan tersebut. Maka pelaku bisnis dapat menjual produk mobil tamia, crush gear atau beyblade dengan segala kelengkapannya. Penciptaan peluang bisnis melalui edukasi misalnya edukasi tentang pentingnya pendidikan dan bakat anak, maka akan dapat menciptakan kebutuhan akan play group, sanggar pengembangan bakat anak atau taman bacaan anak-anak.

Persaingan dalam bisnis yang banyak permintaannya akan sangat ketat. Bisnis yang laku pasti akan mendorong masuknya pelaku bisnis baru dalam pasar tersebut. Pelaku bisnis lain seringkali hanya menunggu dan kemudian meniru bisnis yang sudah terbukti laku. Mereka tidak mau bersusah payah mencari atau menciptakan peluang bisnis sendiri. Bagi pelaku bisnis pioner yang tipis modalnya akan cukup sulit untuk melawan mereka yang memiliki kekuatan modal, tetapi dengan kreativitas dan ketajaman merasakan dan melihat peluang bisnis baru yang dimilikinya maka ia akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya sebagai pelaku bisnis. Penguasaan pasar yang lebih baik (karena masuk pasar terlebih dahulu) akan menjadikan pelaku bisnis pioner memahami lebih baik perilaku konsumen dan lingkungan bisnis di sekitarnya sehingga ia dapat melayani pasar secara baik.

Potensi diri sebagai pelaku bisnis yang memiliki ketajaman naluri bisnis akan dapat memposisikannya untuk terus dapat mengetahui lebih dahulu dibandingkan pesaing akan kondisi pasar atau dalam menciptakan peluang bisnis baru. Pengalaman, tambahan latihan-latihan dan pengetahuan menajamen bisnis diperlukan oleh pelaku bisnis untuk menjaga serta menambah kemampuan dan naluri bisnisnya agar dapat terus ¿membaca¿ perubahan lingkungan, kondisi atau hal lainnya yang akan dapat menjadi signal adanya peluang bisnis. Peluang bisnis baru pasti ada selama perubahan terjadi. Padahal yang tetap terjadi dalam lingkungan masyarakat adalah perubahan itu sendiri, maka optimislah bahwa peluang bisnis pasti ada atau selalu akan dapat diciptakan. Langkah selanjutnya dari pelaku bisnis adalah berupaya keras untuk menjaga dan mengembangkan bisnisnya secara baik melalui penerapan strategi usaha yang tepat.

*) Drs Nur Feriyanto MSi, staf pengajar di Program Magister Manajemen UII Yogyakarta

Tidak ada komentar: